13 Tren E-Commerce di Tahun 2021

13 Tren E-Commerce di Tahun 2021

News

Menurut Alex O’Byrne, salah satu pendiri agensi Shopify Plus We Make Websites mengatakan bahwa akibat dari pandemi Covid-19, e-commerce menjadi jalur pembelian utama bagi banyak brand. Ia mengatakan bahwa persaingan pun akan semakin kompetitif.

Maka dari itu, perlu ditingkatkan website dan jalur pembelian online di e-commerce yang dimiliki. Dengan teknologi terkini akan bisa menarik konversi yang lebih tinggi yang tentu bisa meraup keuntungan bagi para entrepreneur.

Oleh karena itu, ia menyarankan bahwa e-commerce perlu memberikan peningkatan yang lebih, bukan sekedar platform belanja online saja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan untuk e-commerce di tahun 2021 ini 

  • Pencarian dan pemfilteran yang kuat
  • Personalisasi diterapkan dengan benar dan dilakukan dengan sesederhana mungkin. Personalisasi ini penting dilakukan di halaman website, di laman pencarian, shopping cart, pembayaran hingga email marketing.
  • Informasi pembelian lebih informatif dan diperkaya. Misalnya untuk pakaian bisa memberikan informasi panduan ukuran yang lebih jelas, instant chat, hingga percobaan menggunakan teknologi AR untuk peningkatan pengalaman pengguna yang lebih baik
  • Pemuatan loading page yang cepat dengan praktik pengembangan yang lebih baik
  • Proses pengembalian atau refund dan return yang efisien karena sekarang banyak pengguna yang memesan kebutuhan secara online
  • Jika ada toko offline, bisa menyediakan layanan pick up atau COD di toko
  • Meningkatkan altruisme konsumen seperti melakukan pengiriman bebas karbon, sumbangan untuk donasi dan lainnya.

Kebutuhan Rumah Tangga Semakin Melonjak

Kebutuhan rumah tangga menjadi salah satu kebutuhan yang paling banyak dicari terutama saat pandemi berlangsung. Karena tidak bisa keluar rumah, konsumen memutuskan untuk berbelanja online. Hal ini membuat kebutuhan rumah tangga semakin banyak diincar.

Meskipun ketika social distancing akan berakhir suatu hari nanti, dampak psikologis pandemi pada konsumen kemungkinan masih terasa hingga waktu yang lama bahkan akan permanen. Hal ini karena sudah menjadi kebiasaan dan juga memberikan kemudahan kenyamanan kepada pelanggan.

Karena itu, ini bisa menjadi peluang bagi para wirausahawan untuk berjualan kebutuhan rumah tangga pun cukup menjanjikan. Tak hanya kebutuhan rumah tangga saja, kebutuhan sanitasi dan hiburan (entertainment) juga banyak dicari oleh konsumen.

Integrasikan Program Loyalitas Dalam Pemasaran

Menurut Deb Mecca, pendiri agensi pemasaran dan pengembangan butik Shopify, Causeway 305 mengatakan bahwa penawaran personalisasi dan loyalitas menjadi pusat pemasaran selama tahun 2020 lalu dan diyakini akan berlanjut hingga 2021.

Dalam hal ini, brand atau para entrepreneur yang memiliki e-commerce bisa mengumpulkan data pelanggan dan menawarkan pelanggan untuk membeli produk lebih sering, lebih nyaman dan bisa merujuk ke e-commerce tanpa hambatan dengan memberikan program loyalitas.

Program loyalitas ini bisa dalam bentuk promo diskon atau insentif bila menyarankan atau merujuk orang-orang yang belum pernah membeli agar mau membeli produk di e-commerce mereka. 

Hal ini dipercaya dapat membangun hubungan yang lebih erat dengan pelanggan dan dapat meningkatkan repeat order pembelian juga..Dan tak ketinggalan, dengan cara tersebut kamu bisa meraih pelanggan baru.

Terhubung Menggunakan Sosial Media dan Omnichannel

Sosial media ibarat menjadi sesuatu yang wajib dimiliki semua orang, apalagi untuk para entrepreneur. Sebagai pemilik bisnis online, sosial media menjadi channel utama untuk meraih target pasar, mempromosikan produk hingga membangun hubungan yang baik dengan pelanggan.

Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter hingga TikTok menjadi channel dalam memasarkan produk. Bahkan saat ini bisnis online serasa memiliki ‘etalase’ sendiri dengan hadirnya fitur Instagram Shop dan Facebook Shop. Hal ini bisa membuat audiens untuk menemukan, menelusuri dan membeli produk yang diinginkan.

Tak hanya itu saja, TikTok juga bisa mempromosikan produk dengan cara yang lebih menyenangkan karena dalam bentuk video dengan filter dan musik yang catchy. Bahkan belakangan ini Instagram sering melakukan live streaming dimana para pemilik bisnis online bisa memamerkan produk sehingga bisa live shopping.

Sebuah e-commerce juga harus bisa mengintegrasikan brandnya ke omnichannel. Maksud dari omnichannel adalah strategi konten lintas saluran yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan mendorong hubungan yang lebih baik dengan audiens. 

Saluran komunikasi dalam omnichannel dirancang dan diatur untuk bekerja sama demi memberikan pengalamanan pengguna yang berkesan. Omnichannel atau multisaluran ini bermacam-macam bentuknya seperti website, social media, email, CRM software, marketing tools, data analytic tools dan banyak lainnya.

Persaingan iklan digital yang semakin tinggi

Tren ecommerce di tahun 2021 selanjutnya adalah persaingan periklanan digital (digital advertisement) semakin tinggi. Ini dipicu karena persaingan e-commerce yang semakin beragam. Pasti banyak e-commerce yang ingin menonjol di antara beragamnya e-commerce lain dan ingin meraih keuntungan lebih.

Persaingan ini pun juga terbukti dengan data bahwa pada bulan Maret 2020 lalu bahwa pengiklan mulai melihat peningkatan biaya digital ads. Hal ini akan membutuhkan kampanye pemasaran yang lebih profesional dan dipersonalisasi.

Selain Digital Ads, ada juga digital content yang memainkan peran penting bagi perusahaan untuk menarik perhatian calon pelanggan baru dan memberikan informasi terhadap produk. Diprediksi di tahun 2021 bahwa digital ads dan digital content akan menjadi ‘senjata’ untuk perusahaan atau brand yang memiliki e-commerce.

Perubahan kebiasaan konsumen yang baru

Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat perubahan dalam kebiasaan berbelanja konsumen (consumer behavior). Dulunya belanja online di e-commerce digandrungi anak muda kini beralih ke demografi orang-orang yang usianya dewasa hingga berusia lanjut. Yang awalnya menolak atau enggan terhadap belanja online, pada akhirnya mencoba dan menikmati belanja online.

Perilaku konsumen terlihat berubah terutama pada saat pandemi berlangsung. Dikarenakan social distancing, salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan adalah belanja online di e-commerce. Karena itu sebaiknya brand mulai memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam menggaet pelanggan baru dan meningkatkan e-commerce yang dimiliki.

Fokus lakukan riset pelanggan secara cepat

Namanya juga tren berarti sewaktu-waktu bisa berubah setiap waktunya secara dinamis, termasuk juga tren e-commerce. Oleh karena itu disarankan untuk fokus ke riset pelanggan dengan cepat untuk mempercepat inovasi.

Inovasi ini diperlukan untuk mengetahui apa yang konsumen butuhkan, apa yang diinginkan, hingga pengalaman pengguna yang lebih menyenangkan. Dengan riset ini, pemilik e-commerce bisa mewujudkan ide-ide transformasional yang besar hingga penyesuaian dan pengoptimalan yang dibutuhkan untuk beradaptasi di persaingan e-commerce yang sengit.

Pengalaman Belanja Online Terasa Seperti Belanja Offline

Tren e-commerce lainnya adalah pengalaman belanja online yang terasa seperti belanja offline. Kini brand mulai menggunakan teknologi dan fitur untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih mudah dan menyenangkan.

Untuk mewujudkan pengalaman ini, kita bisa menggunakan teknologi augmented reality (AR) atau virtual reality (VR). Meskipun konsumen tidak bisa melihat atau menyentuh produk tersebut di kehidupan nyata tetapi pengalaman AR / VR bisa membantu memberikan wawasan dan visualisasi yang menyerupai aslinya yang dibutuhkan pelanggan untuk membuat keputusan pembelian.

Selain itu, ada juga artificial intelligence (AI) dan machine learning akan meningkat di tahun ini. Hal ini karena brand ingin menargetkan cara baru untuk meningkatkan personalisasi terhadap pelanggan. Dengan AI, brand bisa mempelajari tentang pelanggan dan memberikan pengalaman berkesan yang mereka inginkan.

Layanan virtual lainnya bisa dilakukan untuk mewujudkan pengalaman berbelanja online terasa seperti offline. Contohnya seperti layanan obrolan langsung 1 : 1 dengan chatbot hingga video call dengan menunjukkan produk layaknya showroom.

Seperti virtual tour, disini kita bisa menawarkan pengalaman online yang lebih lengkap dan menarik dengan memperlihatkan produk hingga pelanggan bisa berkonsultasi secara langsung melalui panggilan video tersebut.

Mobile Commerce Akan Mendominasi

Siapa yang nggak punya smartphone di zaman sekarang? Hampir semua orang memiliki dan menggunakannya. Dan sudah pasti, kita lebih mudah mengakses internet hingga berbelanja online dengan smartphone.

Bahkan menurut data Statista yang dilansir dari BigCommerce bahwa 73% penjualan e-commerce dilakukan oleh pengguna smartphone.

Jadi tak hanya user friendly untuk pengguna web browser di desktop, penting juga untuk membuat website e-commerce yang mobile friendly yang nyaman dan responsif saat diakses oleh pengguna smartphone.

Beragamnya metode pembayaran

Tren e-commerce 2021 lainnya adalah semakin bervariatif metode pembayaran yang ditawarkan. Metode pembayaran merupakan fitur yang harus dimiliki oleh e-commerce dan dirancang dengan mudah agar bisa memudahkan penggunanya untuk bertransaksi.

Sebuah e-commerce yang baik mampu menyediakan opsi pembayaran yang banyak sesuai keinginan dan kebutuhan pelanggan. Beragam pembayaran bisa kita temukan mulai dari transfer bank, credit card, e-wallet, payment gateway, dan metode lainnya yang kemungkinan akan bermunculan seiring berkembangnya waktu dan teknologi.

Meningkatnya Emotional dan Ethical Value

Karena persaingan semakin ketat, para e-commerce mencoba menonjolkan sisi unik yang ditawarkan untuk pelanggannya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan emotional dan ethical value.

Dengan meningkatkan emotional value, kita bisa membangun hubungan yang lebih dalam dengan pelanggan. Hal ini bisa membuat e-commerce tersebut melekat di hati, membentuk sebuah ikatan emosional sehingga bisa membuat pelanggan untuk transaksi berulang.

Saat ini konsumen aktif mencari bisnis lokal yang tidak hanya menjual produk saja tetapi memberikan emotional dan ethical value ke pelanggannya. Nilai-nilai ini bisa menjadi poin tambahan untuk menentukan keputusan pembelian. 

Dalam sebuah survei ditemukan bahwa 50% responden menginginkan lebih banyak keberlanjutan inovasi dalam industri fashion, dan 75% responden ingin melihat lebih sedikit kemasan atau packaging.

Misalnya saja e-commerce yang menjual pakaian yang ingin melakukan gerakan lingkungan dan sosial seperti mengurangi plastik, mengurangi bahan karbon hingga menggunakan bahan yang mudah didaur ulang demi melindungi bumi. Atau berjualan dengan menyisihkan sebagian penjualan untuk donasi bisa memberikan emotional value kepada pelanggan.

Headless E-Commerce Menjadi Solusi Untuk Platform E-Commerce

Selain memperhatikan tentang pelanggan, tren e-commerce juga tak bisa jauh dari struktur backend development e-commerce. Justru backend memiliki pengaruh besar pada pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Developer menunjukkan bahwa mereka menyukai pendekatan headless karena mereka dapat memanfaatkan teknologi modern dengan pustaka JavaScript seperti React dan Vue.js. Selain itu, platform e-commerce sepenuhnya dipisahkan dari frontend dan backend. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk menggunakan CMS, DXP, PWA, atau banyak frontend lain yang ada atau menggunakan customs frontends untuk menyelesaikan tech stack mereka. Hal ini dapat berimplikasi kuat untuk apa yang dapat dicapai toko dengan pemasaran konten, SEO, dan pengalaman digital di etalase mereka.

Pada tahun 2020, adopsi headless mungkin meningkat – terutama solusi frontend tanpa head baru seperti lebih banyak IoT dan PWA. Ini juga kemungkinan akan dipertimbangkan oleh pasar yang lebih luas termasuk bisnis kecil dan kasus penggunaan B2B.

Pengoptimalan Strategi Digital Untuk Peningkatan Konversi

Tren e-commerce terakhir yang perlu diperhatikan adalah mengoptimalkan strategi digital untuk konversi. Setiap e-commerce pasti memiliki beberapa kompetitor atau pesaing. Karena itu, menjadi e-commerce terdepan tidak hanya mendapatkan lebih banyak pelanggan potensial tetapi juga mengonversi ketika mereka mengunjungi e-commerce.

Pengoptimalan konversi menjadi perhatian yang berkembang pada tahun 2020 karena bisnis ingin menyempurnakan halaman produk mereka dan memastikan produk mereka menonjol di jalur omnichannel. Ini mungkin termasuk iklan dinamis berbasis gerakan atau video di Facebook, shopping ads di Google, atau usaha on site digital marketing lainnya.


Pastikan untuk memahami seluk beluk tentang performance ad creative yang tidak hanya bagus dipandang tetapi bisa mendorong konversi lebih. Dan gunakan saluran atau omni channel dengan tepat untuk memastikan brand e-commerce diposisikan secara unik.

Demikian tren e-commerce 2021 yang perlu kamu ketahui. Akan banyak tantangan baru yang dihadapi oleh pebisnis, brand hingga perusahaan yang memiliki e-commerce. Tetapi dengan kita beradaptasi dan aktif memanfaatkan teknologi yang ada, dijamin bahwa e-commerce tersebut tidak akan tertinggal.

Sumber : https://www.exabytes.co.id/blog/tren-e-commerce-2021/